Glenn & The Vicious Band (GVTB) baru saja meluncurkan album teranyar mereka yang diberi judul Love and Anarchy. Album ini mengusung tema yang unik dan berbeda, menyeimbangkan antara cinta dan anarki.
Glenn, sang vokalis, menjelaskan bahwa album ini mengandung keseimbangan antara cinta yang lembut dan anarki yang keras Meski demikian, makna anarki di sini tidak diartikan sebagai kehancuran dalam arti harfiah, melainkan sebagai suatu dinamika dalam perjalanan sebuah kisah cinta.
“Love and Anarchy merupakan keseimbangan yin dan yang, masih ada lagu soal cinta tapi anarchist yang mana maknanya bukan kehancuran dari anarchy itu sendiri,” ujar Glenn di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Glenn menegaskan bahwa meskipun mereka menentang konsep anarki yang destruktif, mereka tetap mengintegrasikan elemen anarki sebagai bagian dari narasi cinta. “Kita menentang itu (anarkis), tapi kita tetap menyambungkan anarchist itu bagian dari cinta,” ujarnya.
Penulisan lirik di album ini sebagian besar digarap oleh Glenn dan Rico, sang drummer. Lirik-lirik tersebut diilhami oleh pengalaman pribadi mereka serta observasi terhadap berbagai media, yang kemudian dituangkan menjadi karya musik.
Glenn juga menyampaikan pandangannya mengenai punk, yang sering disalahartikan sebagai anarki. Baginya, punk adalah soal sikap dan kesinambungan sosial yang mencerminkan interaksi antara masyarakat dengan alam semesta dan energi yang mengelilinginya.
“Punk itu attitude, kesinambungan secara sosial, semua yang ada di masyarakat tetap berkesinambungan dengan alam semesta dan energi,” tegas Glenn. Menegaskan posisi mereka, Glenn menambahkan, “Dan sorry, kita bukan band mellow. Gue kan bilang di sini Yin dan Yang, cinta itu tidak selalu baik. Kalau kita terlalu obsesi, cinta itu akan membunuh, pasti akan membunuh.”