Raja Baru UFC, Magomed Ankalaev Ogah Rematch! Cari Lawan Segar untuk Pertahankan Sabuk

Magomed Ankalaev, sang juara baru kelas berat ringan UFC, membuat pernyataan mengejutkan usai kemenangan gemilang atas Alex Pereira. Alih-alih menunggu pertarungan ulang dengan sang mantan juara, Ankalaev justru mengalihkan fokus pada penantang baru. Keputusan ini membuka babak baru dalam peta persaingan UFC light heavyweight, yang selama ini dikuasai nama-nama lama.

Kemenangan Besar atas Alex Pereira

Dalam duel penuh gengsi yang berlangsung bulan lalu, Ankalaev tampil dominan dan berhasil menumbangkan Alex Pereira—petarung asal Brasil yang dikenal mematikan dengan kombinasi striking dan pengalaman di kickboxing. Kemenangan tersebut mengukuhkan Ankalaev sebagai kekuatan baru di divisi light heavyweight, sekaligus menyegel gelar juara yang selama ini diperebutkan begitu ketat.

Namun, banyak penggemar UFC berharap akan ada pertarungan ulang. Alasannya? Pereira kalah secara TKO, dan sebagian pengamat menilai pertarungan itu belum selesai secara teknis maupun emosional.

Tolak Rematch, Ingin Tantangan Baru

Sayangnya, harapan itu seolah pupus setelah pernyataan langsung dari Ankalaev. Dalam wawancara pasca-pertarungan, ia mengatakan:

“Saya tidak bisa terus menunggu satu lawan. Saya adalah juara, dan saya harus terus bertarung. Banyak petarung tangguh di luar sana yang siap mengambil kesempatan ini.”

Ankalaev mengisyaratkan bahwa UFC perlu bergerak cepat menyediakan lawan baru, daripada terus menunda dan membangun hype yang terlalu lama untuk satu rematch yang belum pasti.

Siapa Penantang Berikutnya?

Dengan keputusan itu, perhatian publik kini beralih pada siapa yang layak menghadapi Ankalaev. Beberapa nama yang disebut-sebut antara lain:

  • Jamahal Hill – Mantan juara yang sedang dalam tren naik.

  • Jan Błachowicz – Veteran yang masih punya kekuatan besar dan pengalaman.

  • Johnny Walker – Petarung flamboyan dengan gaya bertarung agresif.

Semua kemungkinan itu membuka pintu bagi pertarungan segar dan penuh daya tarik. Terlebih, gaya bertarung Ankalaev yang disiplin dan strategis menjadi tantangan tersendiri bagi petarung yang lebih eksplosif.

Strategi atau Taktik?

Banyak analis UFC menilai keputusan Ankalaev bukan semata-mata karena keinginan bertarung. Ini bisa jadi strategi untuk menjaga momentum dan tidak terjebak dalam permainan UFC yang kadang terlalu fokus pada “super fight” atau pertarungan balas dendam.

Sebagai juara, Ankalaev punya kuasa untuk memilih. Dan pilihannya kali ini jelas: tetap aktif, tetap dominan, dan membangun warisan sebagai petarung tak terkalahkan.

Reaksi UFC dan Fanbase

Dana White, presiden UFC, belum memberikan komentar resmi soal keputusan Ankalaev. Namun dari reaksi di media sosial, terlihat ada pro dan kontra. Sebagian fans menyebut ini sebagai langkah cerdas, tapi tak sedikit juga yang kecewa karena tak bisa menyaksikan “unfinished business” antara Pereira dan Ankalaev.

Kesimpulan

Magomed Ankalaev tidak ingin hanya menjadi juara satu malam. Ia ingin menjadi simbol kekuatan dan dominasi jangka panjang di divisi light heavyweight. Keputusannya untuk mencari penantang baru menandai babak baru UFC yang lebih dinamis dan tak terduga. Siapapun yang maju, satu hal yang pasti: sabuk juara itu tidak akan mudah direbut dari tangan sang petarung Dagestan ini.

More From Author

Jeka Saragih Siap Menggebrak UFC 316: Harapan Indonesia di Panggung Dunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *