Dua ikon terbesar dalam sejarah UFC, Jon Jones dan Nate Diaz, secara terbuka menyatakan bahwa mereka hampir tidak lagi menonton pertandingan UFC. Komentar ini menggemparkan dunia MMA dan menimbulkan pertanyaan besar tentang arah dan masa depan organisasi seni bela diri campuran terbesar di dunia ini.
Pernyataan Mengejutkan dari Dua Legenda UFC
Jon Jones: “Saya Hampir Tak Pernah Menonton UFC”
Dalam sebuah wawancara, Jon Jones mengungkapkan bahwa dirinya jarang menyaksikan pertarungan UFC, kecuali jika ada rekan dekat yang bertarung atau sebuah pertarungan yang benar-benar besar.
Menurut Jones, UFC saat ini telah kehilangan pesonanya. Dulu, setiap pertandingan terasa penting, menegangkan, dan penuh makna. Kini, menurutnya, atmosfer itu telah hilang. Ia menyebut ada terlalu banyak event yang terasa repetitif, tanpa pertaruhan yang jelas atau rivalitas yang mendalam.
Nate Diaz: “Sekarang Semua Terasa Basi”
Nate Diaz, yang dikenal dengan gaya bertarung tanpa basa-basi dan sikapnya yang blak-blakan, juga melontarkan kritik serupa. Menurutnya, UFC tidak lagi menghadirkan pertarungan yang menggugah semangat. Banyak wajah baru yang bermunculan, namun tidak meninggalkan kesan mendalam seperti generasi sebelumnya.
Diaz mengaku bahwa dirinya bahkan tidak tahu siapa saja yang bertarung saat ini. Bagi seorang mantan petarung utama UFC, ini menjadi sinyal kuat bahwa ada krisis daya tarik di dalam organisasi tersebut.
Kritik Terhadap Arah UFC Saat Ini
Fokus Berlebihan pada Popularitas dan Hiburan
Salah satu kritik utama yang dilontarkan adalah kecenderungan UFC saat ini untuk menomorsatukan popularitas dan hiburan ketimbang kualitas pertarungan. Banyak keputusan matchmaking yang dianggap tidak berdasarkan pencapaian dan peringkat, melainkan seberapa besar daya jual seorang petarung.
Hal ini menyebabkan munculnya pertarungan-pertarungan yang kurang bermakna secara kompetitif, namun tetap dijual sebagai “main event” karena melibatkan figur kontroversial atau viral di media sosial.
Minimnya Petarung dengan Identitas Kuat
Jones dan Diaz juga menyinggung hilangnya sosok petarung “sejati” yang memiliki identitas kuat di dalam maupun luar oktagon. Dulu, UFC dipenuhi tokoh-tokoh seperti Georges St-Pierre, BJ Penn, Anderson Silva, dan Chuck Liddell, yang bukan hanya hebat dalam bertarung, tetapi juga membangun rivalitas dan karisma otentik.
Kini, banyak petarung datang dan pergi tanpa benar-benar membentuk koneksi dengan penonton. Mereka seperti produk sekali pakai — ditampilkan, dikalahkan, lalu dilupakan.
Masalah Internal UFC: Gaji dan Kontrak
Pembagian Pendapatan yang Tidak Adil
Di balik gemerlap octagon, banyak petarung mengeluhkan soal gaji. UFC menghasilkan miliaran dolar per tahun, namun pembagian kepada petarung dinilai tidak proporsional. Para petarung papan bawah bahkan sering harus mencari sponsor tambahan hanya untuk menutupi biaya latihan dan kamp persiapan.
Jon Jones sendiri pernah berselisih dengan UFC terkait nilai kontrak saat akan naik ke kelas berat. Sementara itu, Nate Diaz secara terbuka menyebut sistem kontrak UFC sebagai bentuk “pengekangan” yang tidak manusiawi.
Keterbatasan Kebebasan Petarung
Petarung yang terikat kontrak eksklusif dengan UFC juga tidak diperbolehkan bertarung di luar organisasi, bahkan untuk event amal atau eksibisi. Hal ini membuat UFC dianggap terlalu mengekang karier para atletnya, padahal mereka hanya dibayar untuk bertarung beberapa kali setahun.
Gelombang Perubahan Sedang Dinanti
Apa yang Bisa Dilakukan UFC?
Komentar dari Jon Jones dan Nate Diaz menjadi titik awal diskusi yang lebih besar tentang perubahan struktural di tubuh UFC. Beberapa usulan yang mulai mencuat di antaranya:
-
Transparansi sistem ranking dan matchmaking
-
Peningkatan standar gaji dan asuransi petarung
-
Memberi ruang pada petarung untuk ikut bertarung lintas organisasi
-
Meningkatkan kualitas promosi event yang berfokus pada sportivitas, bukan hanya sensasi
Apakah UFC Akan Mendengarkan?
UFC selama ini terkenal solid di bawah kendali Dana White, namun kritik dari figur sebesar Jon Jones dan Nate Diaz tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Keduanya adalah legenda hidup yang telah memberikan banyak kontribusi untuk UFC.
Jika mereka mulai kehilangan minat, bisa jadi ribuan hingga jutaan penggemar setia UFC juga akan merasakan hal serupa. UFC perlu membenahi arah organisasi jika ingin mempertahankan kejayaannya sebagai promotor MMA terbesar di dunia.
Kesimpulan: Tanda Bahaya yang Tak Bisa Diabaikan
Ketika dua nama sebesar Jon Jones dan Nate Diaz secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak lagi tertarik menonton UFC, ini bukan sekadar opini pribadi. Ini adalah cerminan dari kekhawatiran yang lebih luas: bahwa UFC sedang kehilangan jiwanya.
Para penggemar berharap kritik ini tidak berakhir begitu saja, melainkan menjadi pemicu perubahan menuju organisasi yang lebih adil, lebih kompetitif, dan kembali fokus pada kualitas pertarungan — seperti dulu saat UFC berada di masa keemasannya.