Ajang UFC 313 yang digelar pada Sabtu malam waktu setempat menjadi saksi pertarungan spektakuler di kelas berat ringan antara sang juara bertahan, Alex Pereira, dan penantang asal Dagestan, Magomed Ankalaev. Dalam duel lima ronde yang menegangkan, Ankalaev berhasil mencetak kemenangan angka mutlak dan merebut sabuk juara dari tangan Pereira, mengukir sejarah baru sebagai salah satu petarung elit dari kawasan Eropa Timur.
Pertarungan Strategis dan Tekanan Konstan
Sejak bel berbunyi di ronde pertama, Ankalaev tampil agresif dengan pendekatan khas Dagestan—tekanan konstan, kontrol grappling, dan kombinasi pukulan yang efisien. Pereira, yang dikenal dengan keunggulan striking dan tendangan khasnya, tampak kesulitan mengatur jarak karena tekanan intens dari lawannya.
Meski sempat mencuri perhatian di ronde kedua dengan kombinasi hook dan tendangan ke arah tubuh, Pereira tidak mampu mempertahankan momentum. Ankalaev secara konsisten berhasil menjatuhkan sang juara ke kanvas, menguasai ground control, dan mencetak poin penting di mata juri.
Statistik Berpihak ke Ankalaev
Statistik resmi UFC mencatat bahwa Ankalaev mencetak lebih dari 6 takedown sepanjang lima ronde, dengan waktu kontrol mencapai hampir 7 menit. Pereira, meski lebih aktif di awal, hanya mampu mendaratkan 48 significant strikes dibandingkan 78 milik Ankalaev.
Teknik bertahan Ankalaev pun patut diapresiasi. Ia berhasil menghindari serangan-serangan keras khas Pereira, termasuk hook kiri yang terkenal mematikan. Dalam wawancara pasca-pertarungan, Ankalaev menyebutkan bahwa tim pelatihannya sudah mempelajari gaya bertarung Pereira secara mendalam, dan strategi mereka terbukti efektif.
Kontroversi dan Permintaan Rematch
Meskipun hasil pertandingan cukup jelas di mata banyak pengamat, pelatih Alex Pereira menyatakan ketidakpuasan terhadap keputusan juri. Dalam konferensi pers, ia menyebut bahwa Pereira terlalu cepat dinilai kalah dalam situasi grappling dan menuding adanya bias terhadap gaya bertarung tertentu.
Akibatnya, permintaan rematch langsung disuarakan oleh tim Pereira. UFC sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai kemungkinan pertarungan ulang ini, tetapi dengan popularitas kedua petarung, pertandingan kedua bisa menjadi laga yang sangat dinantikan publik.
Era Baru di Divisi Berat Ringan?
Kemenangan ini membuat Magomed Ankalaev resmi menjadi juara kelas berat ringan UFC yang baru. Dengan ini, ia mengikuti jejak petarung Dagestan lain seperti Khabib Nurmagomedov dan Islam Makhachev yang juga pernah mendominasi divisi masing-masing.
UFC kini menghadapi pertanyaan besar: apakah Ankalaev akan mampu mempertahankan gelar dalam waktu lama, atau apakah sabuk ini akan kembali berpindah tangan di tengah persaingan yang makin sengit?
Kesimpulan
UFC 313 menandai pergantian era di divisi berat ringan. Kemenangan Magomed Ankalaev atas Alex Pereira tidak hanya mengubah peta persaingan, tetapi juga menyoroti pentingnya taktik dan disiplin dalam dunia MMA. Para penggemar kini menantikan apa langkah selanjutnya dari kedua petarung top ini.